peninggalan sejarah agama budha



Candi

Candi-candi Buddha digunakan sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan patung Sang Buddha Gautama. Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat dalam tabel berikut ini.


Candi-candi peniggalan agama Buddha

No.
Nama Candi
Lokasi Penemuan
Pembuatan
Peninggalan
1
Sewu
Jawa Tengah
Abad ke-7 M
Mataram Lama
2
Plaosan
Jawa Tengah
Abad ke-7 M
Mataram Lama
3
Mendut
Jawa Tengah
Abad ke-7 M
Mataram Lama
4
Borobudur
Jawa Tengah
Tahun 770-842 M
Mataram Lama
5
Muara Takus
Sumatra Selatan
Abad ke-8 M
Sriwijaya
6
Jago
Malang, Jawa Timur
Abad ke-12 M
Singasari
7
Sari
Jawa Tengah
Abad ke-13 M
Majapahit
8
Pawon
Jawa Tengah
Abad ke-13 M
Majapahit
9
Tikus
Mojokerto, Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar. Candi ini terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur dibangun sebelum agama Hindu berkembang di Jawa. Pembangunannya membutuhkan waktu sekitar 50 tahun. Relief (lukisan timbul) yang terdapat pada Candi Borobudur panjangnya mencapai 4 km. Tinggi Candi Borobudur 42 meter. Arca atau patung yang terdapat di sana mencapai 500 buah.


Prasasti

Di Sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan Kerajaan Sriwijaya. Di sekitar Palembang ditemukan Prasasti Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan Bukit. Ketiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya.





Patung

Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha.

Patung atau arca peniggalan agama Buddha

No.
Nama Patung
Lokasi Penemuan
Pembuatan
Peninggalan
1
Patung Buddha
Sikendeng
Abad ke-2 M
-
2
Arca Bhumisparsa Mudra
Jawa Tengah
Abad ke-8 M
Mataram Lama
3
Arca Dhyana Mudra
Jawa Tengah
Abad ke-8 M
Mataram Lama
4
Arca Abhaya Mudra
Jawa Tengah
Abad ke-8 M
Mataram Lama
5
Arca Vitarka Mudra
Jawa Tengah
Abad ke-8 M
Mataram Lama
6
Dharmacakra Mudra
Jawa Tengah
Abad ke-8 M
Mataram Lama
7
Arca Vara Mudra
Jawa Tengah
Abad ke-8 M
Mataram Lama
8
Arca Buddha
Palembang
Abad ke-8 M
Sriwijaya


Mudra adalah sikap tangan pada patung Buddha. Bhumipasra Mudra adalah Buddha dengan sikap tangan menyentuh bumi; Vara Mudra adalah Buddha dengan sikap tangan memberi anugerah; Dhyana Mudra dan Abhaya Mudra adalah sikap Buddha sedang bersemedi dan memberi kedamaian; Vitarka Mudra sikap tangan Buddha memberi pelajaran; Dharmacakra Mudra adalah sikap Buddha sedang memutar roda ajaran.


Karya sastra (kitab)

Ada beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma. Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.” Berikut ini daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.

Kitab-kitab peniggalan agama Buddha di Indonesia

No.
Nama Kitab
Lokasi Penemuan
Pembuatan
Peninggalan
1
Negara Kertagama
Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit
2
Sutasoma
Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit
3
Pararaton
Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit
4
Ranggalawe
Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit
5
Arjunawiwaha
Jawa Timur
Abad ke-13 M
Majapahit


Tradisi

Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih ada adalah ziarah. Ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat suci leluhur seperti candi. Kegiatan yang dilakukan pada saat ziarah adalah membaca doa dan membawa sesajen.

Related Posts: